1/02/2013

RINCIAN# BILANGAN BULAT dan PECAHAN


A.     Bilangan Bulat dan Urutannya

Bilangan-bilangan di bawah nol seperti,
-1,-2,-3,-4,-5,.... disebut bilangan bulat negatif
sedangkan bilangan-bilangan di atas nol seperti,
1,2,3,4,5,.... disebut bilangan bulat positif
Himpunan bilangan bulat positif, nol dan bilangan bulat negatif membentuk himpunan bilangan bulat. Nol () adalah bilangan yang tidak positif dan tidak pula negatif.


Bilangan bulat adalah .....,-4,-3,-2,-1,0,1,2,3,4......
Pada garis bilangan dengan arah mendatar, bilangan bulat dapat dinyatakan sebagai berikut,



Bilangan bulat negatif terletak di sebelah kiri nol, dan bilangan bulat positif terletak di sebelah kanan nol. Pada garis bilangan tersebut, makin ke kanan  letak bilangan makin besar nilai bilangan tersebut. Sebaliknya, makin ke kiri letak bilangan makin kecil nilai bilangan tersebut.
Terdapat beberapa operasi hitung pada bilangan bilangan bulat, yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan perpangkatan bilangan bulat.
B.   Operasi pada Bilangan Bulat
1.   Penjumlahan Bilangan Bulat
Garis bilangan dapat dipakai sebagai alat bantu untuk penjumlahan bilangan bulat. Pada garis bilangan tersebut, bilangan-bilanga yang dijumlahkan, digambarkan oleh ruas garis berarah yang panjang dan arahnya sesuai dengan bilangan-bilangan tersebut. Arah ruas garis ke kanan untuk bilangan bulat positif, sedangkan arah ruas garis ke kiri untuk bilanga bulat negatif.



2.   Lawan Bilangan atau Invers Jumlah Bilangan
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa bilangan bulat terdiri atas bilangan bulat negatif, nol, dan bilangan bulat positif. Setiap bilangan positif memiliki pasangan atau lawan suatu bilangan negatif. Kedua bilangan itu disebut saling berlawanan.
Perhatikan garis bilangan berikut!

Dari gambar iketahui bahwa invers jumlah dari 1 adalah -1, invers jumlah dari 2 adalah -2, invers jumlah dari 3 adalah -3, invers jumlah dari 4 adalah -4, dan seterusnya.
 Untuk setiap bilangan bulat a, lawan dari a adalah -a
3.   Pengurangan Bilangan Bulat
Pengurangan bilangan bulat dinyatakan sebagai penjumlahan dengan lawan pengurangnya atau pengurangan bilangan bulat sama denga penjumlahan bilangan itu dengan invers jumlahnya. Secara sistematis dapat ditulis sebagai berikut:
Untuk setiap bilangan bulat a dan b
a-b = a + (-b)
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh di bawah ini dan cobalah untuk membandingkannya.
   
4.   Perkalian Bilangan Bulat dan Sifat-Sifatnya
a.  Arti Perkalian
Kita ketahui bersama bahwa operasi perkalian bilangan bulat adalah operasi penjumlahan berulang dengan bilangan yang sama, contoh
                                   
Meskipun hasilnya sama, perkalian 5 x 4 dan 4 x 5 berbeda artinya. Secara umum, dapat dituliskan sebagai berikut,
                       
Sedangkan Pembagian Bilangan Bulat dinyatakan sebagai operasi kebalikan dari operasi perkalian bilangan bulat. Perhatikan contoh berikut ini,
                          
Dari uraian di atas, tampak bahwa permbagian merupakan operasi kebalikan (invers) dari perkalian. Secara umum dapat ditulis sebagai berikut,
                      Jika p, q dan r adalah bilangan bulat, dengan q faktor p dan q ≠ 0,
maka berlaku p : q = r <=> p = q × r
b.  Sifat-Sifat Perkalian Bilangan Bulat
1)    Sifat tertutup
Perhatikan tabel perkalian berikut!
a
b
axb
-3
8
-24
2
3
6
5
-7
-35

a . b = cDari tabel tersebut dinyatakan bahwa perkalian bilangan bulat memenuhi sifat tertutup.
                                                                                                                 
                                                                      
                                                    Dengan a,b dan c bilangan bulat.

2)    Sifat komutatif
Perhatikan tabel!
a
b
a x b
b x a
-3
5
-15
-15
-5
-1
5
5
6
4
24
24

Dari tabel tersebut dapat ditulis bahwa
a . b = b . a

Untuk setiap bilangan bulat a dan b. Memenuhi sifat komutatif.
3)    Sifat asosiatif
Perhatikan tabel!
a
b
c
axb
bxc
(axb)xc
Ax(bxc)
-2
6
2
-12
12
-24
-24
5
-2
-7
-10
14
70
70
-4
3
-6
-12
-18
72
72


Menunjukkan perkalian tiga bilangan bulat, dapat dituliskan:

(a . b) . c = a . (b . c)
Untuk setiap bilangan bulat a, b, dan c.

Dengan kata lain perkalian bilangan bulat memenuhi sifat asosiatif.

4)    Sifat distributif
Perhatikan tabel!
a
b
c
B+c
axb
axc
ax(b+c)
(axb) +(axc)
1
-4
6
2
-4
6
2
2
4
-3
2
-1
-12
8
-4
-4
2
-2
-7
-9
-4
-14
-18
-18

a . ( b + c) = (a . b) + (a . c)
Menunjukkan perkalian tiga bilangan bulat, dapat dituliskan:


Untuk setiap bilangan bulat a, b, dan c.

Dengan kata lain perkalian bilangan bulat memenuhi sifat distributif.

5.   Pembagian Bilangan Bulat dan Sifat-Sifatnya
Perhatikan pembagian berikut!
                                                                12 : 2
Bentuk 12 : 2 artinya sama dengan: ‘bilangan berapa yang jika dikalikan 2 sama dengan 12.
Jawabannya adalah 6.
Jadi, 12 : 2 = 6, artinya sama dengan 2 x 6 = 12 dan dapat ditulis sebagai berikut.
                                                                12 : 2 = 6
                                                                2 x 6 = 12
Dapat disimpulkan bahwa pembagian adalah kebalikan dari perkalian.

6.     Perpangkatan dan Akar Bilangan Bulat

a)      Pangkat suatu bilangan adalah perkalian suatu bilangan dengan bilangan itu sendiri.

1)      Pangkat bilangan positif
a2 = a x a (a2 dibaca a pangkat 2)
a3 = a x a x a (a3 dibaca a pangkat 3)
an = a x a x a x …. X (sebanyak n faktor)
Contoh :    -52 = 5 x 5 = 25
- 32 = 3 x 3 = 9
- (63 ) = (-6) x (-6) x (-6) = -216
2)      Pangkat bilangan negatif dan nol
Untuk sembarang bilangan bulat a berlaku :
a-n = (1/a)n , a ≠ 0.
Contoh :  (a)    23 = (1/2)3 = 1/8
(b)      53 = (1/5)3 = 1/125
a0 = 1, a ≠ 0.
Contoh :  (a)    50 = 1
(b)      30 = 1
Sifat – sifat operasi pangkat pada bilangan bulat :
-          am x an = am + n
-          am : an = am - n
-          am + bm = (ab)m
-          am + bm = (a/b)m  
-          (am)n = amn
-          a0 = 1

b)      Akar suatu bilangan bulat

1)   Akar kuadrat suatu bilangan 

Contoh :         ( a)  √9 = 3, sebab 32 = 9
 (b)  3√8 = 2, sebab 23 = 8

2)     Menghitung akar kuadrat suatu bilangan

(1). Akar kuadrat suatu bilangan dapat dihitung dengan pohon faktor
(2). Menghitung akar pangkat tiga suatu bilangan 
(3). Menarik akar dengan perkiraan

C.    Bilangan Pecahan
1.  Pengertian Pecahan

Bilangan pecahan adalah bilangan yang berbentuk a : b, 

dengan a, b bilangan bulat dan b 0,  dan b bukan pembagi  a

a disebut pembilang dan b disebut penyebut.

Contoh: Dua buah mangga dibagikan seorang ibu kepada 3 orang anaknya. Berapa bagian yangdidapatkan oleh setiap anaknya ?
Jawab: masing-masing anaknya memperoleh 32 bagian.

2.  Bentuk dan Jenis Pecahan

a)      Pecahan biasa
contoh: 


b)      Pecahan campuran
  contoh:
c)       Pecahan desimal
contoh: 0,3 , 0,25

d)      Persen (perseratus)
  contoh:  


e)      Permil (perseribu)
contoh: 20 ‰ = 20 / 1000
f)       Pecahan senilai
contoh: 4/8 = 2/4 = 6/12

D.   Menentukan Letak Pecahan pada Garis Bilangan
Untuk menunjukkan letak suatu pecahan pada garis bilangan, perhatikan:


E.    Operasi Hitung pada Pecahan

1.    Penjumlahan dan Pengurangan pada Pecahan

      contoh:

         

2.     Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Desimal

Cara mengubah pecahan desimal ke pecahan biasa atau sebaliknya, telah kamu pelajari di Kelas V. Materi tersebut akan mempermudah kamu dalam mempelajari penjumlahan dan pengurangan pada pecahan desimal.
Contoh: 0,27 – 0,13 = ....
Jawab: untuk menjumlahkan atau mengurangkan pecahan desimal dapat digunakan 2 cara.
Cara 1:
0,27 – 0,13 = 27/100 - 13/100                         ubah kebentuk pecahan biasa
                 = 14/100
                 = 0,14
Cara 2:
Menggunakan cara bersusun.
0,27
0,13   -                   letak koma harus lurus
0,14

3.     Perkalian dan Pembagian pada Pecahan Biasa dan Campuran

Untuk perkalian pada pecahan, kalikanlah pembilang dengan pembilang serta penyebut dengan penyebut.Adapun untuk pembagian pecahan ubahlah tanda " : " menjadi "×", kemudian kalikan dengan kebalikan dari bilangan pembaginya.


4.     Perkalian dan Pembagian Pecahan Desimal

Untuk mengalikan pecahan desimal dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mengubah ke bentuk pecahan biasa dan dengan cara bersusun.